Search This Blog

Sunday 29 May 2011

HAMPIR.. (Hang Out dengan Malaikat Pencabut Nyawa)

Waduhduh.. eike jarang nulis blog, eh sekalinya nulis, nih harus press release kronologi kecelakaan yang eike alami.. Maap yee..
Selamat mebaca ya neeek! ;-)

Kecelakaan itu terjadi pada Minggu 29 Mei 2011, antara pukul 3 atau 4 dini hari (pokoknya 45 menit pertama Barca vs MU dah, silakan itung sendiri, setelah kecelakaan saya tambah goblok nih), di Tol Mayjen menuju Waru KM.13 (waduh nih kayak pilem ajah, tp entahlah, anggap aja kebetulan, aku masih percaya koq kalau 13 bukan angka sial).
Sabtu 28 Mei 2011 sepulang lembur, aq dan Jantong (calon suami.. hehehe) bersama dengan Iwax Sanchez langsung capcus ke Tunjungan Plaza Surabaya untuk muter2 di Wedding Expo.

Setelah itu, kita bareng2 menuju Surabaya Town Square (SuTos) untuk nobar Barca vs MU. Hmmm.. sebenarnya aq dan jantong nggak terlalu excited dengan soccer, apalagi malas pula dg parkiran Sutos yg padatnya minta ampyun, lagipula esoknya harus bangun pagi untuk memenuhi janji dengan orang salon.. Tapi, kita bela2in nobar atas ajakan kakak keduaku. Eh ternyata, uda dibelain dateng nobar, kakakku malah nonton sama temen2nya. Untungnya di tempat nobar ada teman2 (cipto, david su, anita, aconk, bejo, hengky, bebek, irene –bener gak ya personilnya?-). Setelah babak pertama, aq & Jantong memutuskan untuk pulang.

Tanpa feeling apapun, kami keluar dari parkiran Sutos, kami TIDAK MENGANTUK dan malah sempat bercanda. Tapi anehnya, aq memutuskan untuk tidak emmakai safety belt, padahal seumur2 aku tidak pernah berpaling dari sabuk pengaman itu. Dini hari itu, hujan mengguyur sepanjang jalan yang kami lalui. Kami pun memasuki pintu tol mayjend. Selepas loket pembayaran, terdengar suara “brrrk brrrk”, Jantong tanya, “suara apa ya?” Aq jawab, “ban mungkin,ini kan hujan, licin, banyak genangan, ban pasti selip2. Kamu kan mestinya paham. Uda ya nggak usa ngebut, bahaya kalo ujan gini.” Jantong tidak menjawab, sepertinya pedal gas diinjak semakin kencang, seolah-olah Jantong ingin mencoba seperti apa kemampuan mobilnya di saat hujan seperti itu. Perasaanku mulai nggak enak, speedometer entah mencapai batas akhirnya atau tidak.. Disapu hujan, mobil tetap melaju kencang, di lajur paling kanan.
Dari kejauhan aq melihat mobil Avanza silver berada di jalur tengah, ehem, sejujurnya bukan di lajur tengah, tapi mobil itu memakan dua lajur, yakni lajur tengah dan lajur kanan. Langsung aq ingatkan Jantong, “hati2, pelan aja, mobil depan kayaknya ngawur, klakson deh..”

Aq memang sering mengingatkan Jantong agar tidak berkendara secara ugal-ugalan.. Tapi yah entah apa yang ada dalam kepala Jantong, semua advice yang dia dengar tak pernah digubris. Padahal +- 5 tahun lalu, ia pernah menghilangkan nyawa seseorang dalam perjalanan bersama keluarganya menuju Bali. Heran sekali, mengapa tidak kapok? Padahal pernah aq sampaikan bahwa orang yang meninggal itu pasti adalah cinta bagi seseorang dan kesayangan keluarga, bagaimana perasaan orang2 yang ditinggalkan? Mengapa kamu tidak mau berubah? Mengapa tidak menyesal? Bagaimana kalau yang meninggal adalah orang2 yang kamu sayangi? Kalaupun kamu yang meninggal, apakah kamu tidak menyesal telah merepotkan dan membuat papa / mamamu berduka?? Semua ini, tidak pernah digubris…

Jalanan adalah tempat yang sangat berbahaya, hati-hati saja tidak cukup, harus ekstra hati-hati, soalnya reflek pengendara tuh bisa macem2, ketika mendengar bunyi klakson, ada dua kemungkinan, ia akan berpindah ke jalur yang benar, atau ia malah banting setir ke jalur yang salah. Nah balik lagi ke pengemudi Avanza Silver, alamak, ia memiliki reflek yang buruk! Ya, ia malah mengemudikan mobilnya ke lajur yang salah.

Dari kejauhan, Jantong membunyikan klaksonnya, tapi karena kecepatan yang terlampau tinggi, dan pengendara Avanza itu terlanjur mengarahkan mobilnya ke lajur kanan, maka bodi kiri mobil kami pun tak lama lagi pasti menabrak si Avanza… DHUAAAAAAAAAAAAAAARRRRRR!!!!!!!!BRUAAAK!!!!!! BRUUAAAAAAAAAK!!!!! Tumbukan hebat terjadi di kilometer 13 itu. Jantong berusaha banting setir ke kanan ke arah pembatas jalan tol, sepertinya dia ingin menghindarkan aku dari tabrakan yang terlalu dahsyat di arahku. Terlambat. Badanku dan Jantong terpelanting ke sana kemari di dalam mobil. Asap pun keluar dan airbag menyembul..

Semuanya masih sangat jelas di kepalaku… Karena kebetulan posisiku yang mengalami tumbukan hebat. Saat itu, dalam sepersekian detik, mata dan otakku menangkap bahwa tabrakan akan terjadi, yang ada di otakku hanya, “Aku mati” ya itu aja, aku uda ngerti kalau aku pasti mati. Seketika semuanya, kronologis tabrakan itu menjadi slow motion, iya benar2 terasa amat lambat dalam rekamanku. Padahal aslinya kan pasti sangat cepat? Dalam ingatanku semuanya lambaat.. (mohon dibaca dengan lambat) Doooor aku mental ke atas, Dooor aku mental ke depan, dooooor aku mental ke kanan, doooor aku mental ke kiri, dooor ke atas lagi, dooor ke bawah…. Entah mengapa rasanya lambat, mungkin ya begini ini kalau orang mau mati, semuanya direkam dengan lambat.. Mungkin biar kalau mati yah enggak penasaran amat, biar inget getto matinya kayak apa.. hehehe..

Dan.. jenjeeeeng! Ternyata eike masih hidup cyiiin! Akhirnya aku buru2 mengajak Jantong keluar, takut kalau mobil meledak. Setelah dirasa aman, Jantong menepikan mobilnya. Kami pun bertemu dengan si pengemudi Avanza, seorang bapak-bapak. Untungnya tidak rewel, semuanya diurus asuransi masing-masing.. Lah iya lah, lah wong Avanza-nya cuman penyok dikit…

Teman2 dan papa mamaku pun datang ke TKP. Mobil diderek. Hengki banyak mebantu kami dalam kejadian ini untuk mengurus ini itu (thanx bro!). Usai kejadian, tenterengtereng! Baru nyadar kalau badan memar semua, kepala benjut, pipi memar, tangan bonyok, dengkul, kaki, bonyok semua, dan sangarnya, urat2 biru keluar di tangan kaki, dan punggung. Parahnya tulang ekorku atiiiiit tekaliiii…. Jantong sih cuman keseleo di tangan kangan.

Jantong menyatakan penyesalan yang sangat mendalam atas kejadian ini. Menurut pengakuannya, saat tabrakan terjadi dia juga punya perasaan bahwa aku pasti mati, makanya dia berusaha banting setir ke arahnya. Setelah tumbukan, dia pikir aku mati dia udah mau nangis, untung masih hidup. (ehem, mungkin kalau jantungan, ya pastinya aku udah menghadap ke Sang Khalik!) Dan katanya, katanya loh ya, dia tidak akan menyetir ugal-ugalan lagi, dia sangat menyesal hampir kehilangan seseorang, yang katanya, katanya loh ya, dia sayangi. Heeemmm.. aku sih cuman bisa ngancam dia untuk benar2 tobat, tidak mengulangi gaya mengemudi yang seperti itu. Mungkin inilah hikmah dari kecelakaan ini, Jantong uda waktunya untuk tobat.. Dan dia jadinya juga tambah (katanya, katanya loh ya) sayang ke aku, dan merasa bahwa aku sangat berharga.

Pada saat “almost dead experience” itu, blas gak kepikir apa2 di otakku, yah pasrah aja, tenang, yang terjadi, terjadilah, kata Eva: que sera sera getttho loh.. Tapi setelah itu, aku cuman merasa kalau aku mati, aku loh belum berbuat apa2 untuk orang tuaku, belum bisa berbuat apa2 juga untuk saudara dan teman2ku, apakah selama ini aku uda jadi orang yang berguna? Heemmm nggak banget kalee ya?

Makanya saat ini, aku pengen berbagi dengan kalian yang baca, setiap hari, lakukan yang terbaik untuk semua yang kalian sayangi, anggap saja ini hari terakhir kalian hidup. Karena tidak ada seorang pun di dunia ini yang tau, kapan mau menjemput. Aku serius, supaya kalian juga nggak menyesal ketika maut itu datang.. =’)

Teman, yang namanya maut, bisa datang di mana pun. Tapi saranku, buat teman2, harus extra hati2 ya kalau di jalan! =D yg naik motor, harus pakai Helm, yang naik mobil harus pakai sabuk pengaman, pastikan lampu menyala terang. Berkendaralah dengan kecepatan sedang, mau pindah ajur atau belok, harus pasang lampu sign dan lihat spion, lihat kanan-kiri-belakang. Jika kecelakaan terjadi, selesaikan dengan kepala dan hati yang dingin agar tidak timbu masalah lanjutan…

Benar2 suatu keajaiban aku masih bisa hidup dan ngetik saat ini =) Thanx God!

Thanx yah uda baca…. Semoga bermanfaat bagi kalian semua, dan sebarkan nasihat ini ke semua orang yang kalian sayangi =D
Good Luck semuanyaaa!!! God Bless You all! Semoga Semua Makhluk Berbahagia!

2 comments:

Anonymous said...

Saan..bersyukur pol km+pacarmu masih selamat. Bnr2 pengalaman yg harus dibayar mahal (wlpn tdk semahal kematian) untuk sebuah pelajaran ttg etika berkendara. Pesenin deh ke jantong, no more ugal2an or u will face ur deepest regret. Pengemudi yg baik adl yg bertanggung jwb ga cm buat dirinya, tp jg org didlm kemudinya dan pengguna jln yg lain. Tobat ya..
Bersyukur..bersyukur..bersyukur.. Puji Tuhan! Im so happy knowing that u were safe :)

Anonymous said...

Saan..bersyukur pol km+pacarmu masih selamat. Bnr2 pengalaman yg harus dibayar mahal (wlpn tdk semahal kematian) untuk sebuah pelajaran ttg etika berkendara. Pesenin deh ke jantong, no more ugal2an or u will face ur deepest regret. Pengemudi yg baik adl yg bertanggung jwb ga cm buat dirinya, tp jg org didlm kemudinya dan pengguna jln yg lain. Tobat ya..
Bersyukur..bersyukur..bersyukur.. Puji Tuhan! Im so happy knowing that u were safe :)